SEJAK ditemukannya antibiotika yang dijuluki obat dewa 50 tahun lalu, banyak cara pengobatan konvensional atau alami dilupakan. Namun ketika keampuhan antibiotika mulai pudar, seiring dengan semakin cepatnya bakteri mengembangkan kekebalan, metode lama yang terbukti ampuh kembali dilirik. Salah satunya penggunaan logam perak sebagai penangkal infeksi bakterial.
Para dokter gelisah dengan semakin banyaknya bakteri kebal antibiotika. Menyusul semakin sering adanya kasus infeksi nosokomial, yakni infeksi yang diperoleh pasien di rumah sakit. Terutama setelah tindakan operasi, risiko pasien terinfeksi bakteri yang sudah kebal antibiotika amat tinggi. Rumah sakit adalah sumber segala penyakit dan bakteri.
Para peneliti di Institut Fraunhofer bekerjasama dengan perusahaan Bio-Gate di kota Nurnberg dan Universitas Erlangen, mengembangkan komposit baru dalam struktur nano, untuk menangkal infeksi bakteri yang kebal antibiotika. Dr. Michael Wagener pimpinan proyek pengembangan komposit pencegah infeksi bakterial di Istitut Fraunhofer-IFAM mengatakan, sasaran penelitian menurunkan jumlah kasus infeksi nosokomial.
600.000 Pasien/Tahun
Wagener mengatakan, di Jerman saja setiap tahunnya lebih dari 600.000 pasien terinfeksi bakteri di rumah sakit. Bakterinya masuk melalui pisau bedah, pinset, katether atau peralatan kedokteran lainnya.
Di Jerman setiap tahunnya justru lebih banyak pasien yang meninggal akibat infeksi nosokomial, dibanding jumlah orang yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Karena itulah, saat ini dilakukan penelitian untuk menggali kembali khasiat logam perak sebagai unsur antimikroba.
Semua peralatan kedokteran modern kini dilapisi perak, untuk meminimalkan ruang hidup bakteri. Pisau bedah, pinset, kateter atau logam implant yang dilapisi perak disebutkan mampu membunuh bakteri. Wagener mengatakan, yang dikembangkan IFAM dan Bio-Gate adalah proses pelapisan alat kedokteran, dengan unsur perak dalam ukuran nanometer.
Melapisi Alat Kedokteran
Inilah kunci dari proses teknologi terbaru yang dikembangkan para ahli kedokteran di Jerman. Yakni pelapisan alat-alat kedokteran dengan partikel perak dalam ukuran nanometer-atau sepersejuta milimeter. Dengan teknik pelapisan nano, partikel logam perak tersebar secara merata di permukaan peralatan yang dilapisinya.
Partikel nano ini secara kontinyu melepaskan ion bermuatan positif, yang menyerang sel bakteri. Dalam waktu bersamaan, partikel perak berukuran nano menghancurkan enzym yang mengangkut makanan bagi sel bakteri. Sekaligus juga merusak keseimbangan membran sel, plasma sel atau dinding sel bakteri, sehingga tidak bisa membelah diri. Dengan serangan beruntun semacam itu bakteri tidak akan dapat hidup.
Wagener mengatakan, itulah sebabnya peralatan kedokteran yang dilapisi perak, tetap suci hama. Keampuhan logam perak, juga terbukti lebih luas spektrumnya dibanding antibiotika. Akan tetapi, konsentrasi perak pada material yang dilapisi harus diukur dengan tepat dan akurat.